Temanku The Jack

the-jack

Dia temanku, juga kuanggap sebagai guruku, karena dari dia aku mendapatkan pelajaran yang sangat banyak. Tentang bagaimana memandang hidup, tentang arti kebebasan, tentang keberanian melangkah maju, dan yang paling penting  adalah arti sebuah pertemanan.

Bondan namanya, ya, sebenarnya bukan nama aslinya, namun dia lebih dikenal dengan sebutan bondan. Meskipun pertemuan kita dan kebersamaan kita hanya berlangsung selama dua tahun, tepatnya saat berada satu pondok di semarang.

Begitulah, kuliah sambil mondok. Eh, kebalik, mondok sambil kuliah. Ehm….  Karena sampai sekarang belum lulus’-lulus juga, jadi kuanggap kuliah sebagai sampingan. Maafkan, Haha.. ah, lupakan dulu tentang bab kuliah, nanti kubahas sendiri tentang kampus.

Kembali ke topik tentang temanku lagi. Dia adalah seorang The jack (julukan suporter persija jakarta), ingat ya, suporter, bukan fans. “kalau fans itu hanya menyukai dan mengidolakan yang baik saja, sedangkan suporter selalu ada saat tim susah maupun senang” begitu katanya.

Sejak kecil dia menyukai persija, bahkan ketika masih bersekolah di Kudus, setiap ada kesempatan nonton persija di Gelora Bung Karno (GBK) dia bersama teman-temannya akan tancap gas dengan kereta ekonomi.

Tidur diatas kereta api sudah menjadi hal yang biasa bagi seorang suporter. Menjadi gelandangan di kota orang sudah tak masalah. Dia pernah bercerita padaku tentang kematian temannya saat perjalanan pulang dari jakarta ke semarang.

Karena kondisi sangat melelahkan, mereka semua tertidur di atas kereta, begitu nyenyak, berjejeran berdampingan. Saat dalam perjalanan salah satu the jack bangun dan tak menyadari ada terowongan di depannya, seketika dia menghindarinya, namun na’as baginya, dia tak sempat menghindarinya dan terjatuh, karena reflek, dia berpegangan kaki teman Bondan, dan keduanya terjatuh.

Tak ada yang mengetahui kejadian itu, sampai kereta hampir sampai di Pekalongan. Dan Bondan dan teman-temannya baru sadar saat ada kejanggalan, dua temannya menghilang.

Sekelumit cerita perjalanan Jackmania kuketahui dari Bondan, sebelumnya aku belum pernah tahu bagaimana kehidupan seorang suporter yang benar-benar suporter. Dulu pandanganku tentang suporter adalah orang-orang yang kurang kerjaan dan sekumpulan orang-orang yang entah atas dasar apa mereka melakukan hal yang tidak bermanfaat.

Namun setelah bertemu dengan Bondan dan banyak bercerita tentang kehidupannya sebagai suporter, kini pandanganku terhadap suporter tak sepenuhnya negatif, ada sisi yang jarang terekspos dari kehidupan seorang suporter.

meskipun aku sendiri belum pernah menjadi seseorang yang begitu fanatik terhadap sesuatu, meskipun aku juga belum pernah mengalami suka duka menjadi seorang suporter, tetapi dari Bondan aku sedikit mengenal bagaimana seorang suporter, bukan hanya FANS!!! yang hanya ada saat senang.

Intinya jangan sampai menilai suatu kelompok sebelum kamu pernah ikut mengalami dan berinteraksi dengan mereka. Penampilan hanyalah omong kosong. Sisi luar hanyalah pencitraan semata.

Dari Bondan juga aku dikenalkan dengan Bambang pamungkas, seorang yang menjadi inspirasi dalam menulis. Bondan lah orang yang mengenalkan Bambang Pamungkas sebagai seorang penulis, bukan hanya pemain bola.

Darinya aku kini tahu betapa nikmatnya secangkir teh hangat tanpa gula. Betapa menulis tak perlu skill yang jago-jago amat, cukup berani memulai, memulai, dan memulai.

Bondan yang seorang suporter The Jack dan Fans BEPE juga ahli dalam tulis menulis, bahkan aku harus mengakui bahwa dia lebih jago dari saya, karya cerpennya pernah mendapatkan juara tingkat karesidenan saat SMA, hanya saja dia tidak menyeriusi bakatnya.

Kini dia lebih suka sebagai seorang aktifis kampus, dia bermimpi suatu ketika nanti bisa menjadi Menteri Agama. Kini tujuannya sudah tidak menjadi mustahil lagi, karena dia kini sudah menjadi orang penting di Kampusnya.

Sebenarnya masih banyak yang ingin kutulis tentang dirinya, namun mendung tiba-tiba datang, dan jemuran seakan memanggil-manggil meminta Hak-nya. Jadi apa dayaku. See you Bosku…

 

Tentang @yahyazak94

secangkir seduhan teh tawar di sore hari
Pos ini dipublikasikan di MOMENTOS, My Story dan tag , , , , , , , . Tandai permalink.

6 Balasan ke Temanku The Jack

  1. ARIKA berkata:

    Wkwk, kasihan juga itu tmnnya yg ilang..

  2. D. Y. Firmanto berkata:

    Saya suka sepakbola, punya klub favorit , tapi jarang ke stadion, hahaha.

  3. shiq4 berkata:

    Wah klo rumahnya di semarang jadi supporter persija itu sesuatu yg aneh mengingat di kota semarang pun sudah ada tim sepak bolanya.

Tinggalkan komentar